Nama kecilnya Muhammad Darwis dilahirkan di kampung Kauman, Yogyakarta, pada tahun 1868 Ayahnya adalah seorang ulama yang menjadi khatib masjid Kasultanan Yogyakarta Sejak kecil ia telah dididik ilmu keagamaan oleh ayahnya Selain itu la juga menimba ilmu agama di pesantren-pesantren la dikenal pandai dan menguasai berbagal disiplin ilmu agama. seperti qira'at, fafsir, tauhid, fikih, tasawuf, dan juga ilmu falak.
Pada tahun 1883, Ahmad Dahlan berangkat ke Mekkah untuk menunaikan rukun Islam ke-5 sekaligus memperdalam ilmu keagamaannya. Selama 5 tahun ia berada di Mekkah dan selama itu ia banyak mempelajari sikap dan pandangan tokoh-tokoh Islam modern, semisal: Ibnu Taimiyah, Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh dan juga Rasjid Ridla. Ahmad Dahlan mengagumi pikiran dan pendapat mereka la juga semakin yakin, gagasannya untuk memajukan kaum Muslimin di tanah aimya, salah satunya melalui pendidikan, harus segera diwujudkannya. Pada tahun 1902, Ahmad Dahlan kembali lagi ke Mekkah. Perjumpaannya dengan Rasjid Ridla makin menguatkan tekadnya untuk mendirikan sebuah organisasi Islatn modem di Indonesia yang bercirikan Islam.
Rencana Ahmad Dahlan tidak berlangsung mulus. Ia harus berhadapan dengan kekuatan-kekuatan yang tidak menyukai dakwah, pemikiran dan gagasannya. Berulang-ulang ia diteror dan diancam untuk dibunuh. la juga difitnah dan mendapat julukan Kyai Palsu. Surau kecil yang dibangunnya dengan arah yang benar sesuai arah di mana Ka'bah selaku kiblat dalam shalat dibakar oleh orang-orang yang anti kepadanya. Ahmad Dahlan menghadapi semua cobaan itu dengan tabah la tetap melangkah maju. tak surut mendapat tantangan, tekanan, hambatan dan rintangan yang bahkan mengancam keselamatan nyawanya itu.
Keinginan Ahmad Dahlan untuk mengajarkan pendidikan Islam mo dem mulai dirintisnya pada tahun 1911 di Yogyakarta Ahmad Dahlan mendirikan sekolah yang tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama saja melainkan ilmu-ilmu umum: Nama sekolah itu Muhammadiyah. Bangunan sekolahnya juga mirip bangunan sekolah umum yang diadakan pemerintah Kalonial Belanda dan tidak mengambil surau atau langgar untuk tempat olah seperti yang dilakukan kebanyakan pendidikan keagamaan waktu
Pada tanggal 18 November 1912 Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah Slogan yang diungkapkannya adalah Kembali kepada Al Qur'an dan Al Hadits Muhammadiyah yang bergerak dalam bidang agama dan pendidikan ini banyak mendirikan sekolahsekolah, dari mulai Taman Kanak Kanak (TK) hingga perguruan tinggi, dan pada perkembangan selanjutnya organisasi ini juga banyak mendirikan lembaga sosial seperti rumah sakit dan panti asuhan. Kemajuan kaum wanita juga menjadi gagasan dan pemikiran Ahmad Dahlan, la menghendaki kaum wanita dapat maju eperti halnya kaum pria. Untuk itu ia mendirikan organisasi Aisyiyah pada tahun 1918 la juga membentuk kepanduan Hizbul Wathan (HW). Sekitar 5 tahun sesudal Aisyiyah berdiri,Ahmad Dahlan berpulang kerahmatullah pada tanggal 23 Februari 1923 Jenazahnya dimakamkan di Yogyakarta
Pemerintah Indonesia mengangkat Ahmad Dahlan menjadi Pahlawan Pergerakan Nasional pada tahun 1961.