Adisucipto || Bapak Penerbang Indonesia

Adisucipto dilahirkan tanggal 4 uli 1916 di Salatiga Setelah menempuh pendidikan MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs), la melanjutkan pendidikannya ke AMS bagian B di Semarang dan kemudian bersekolah di Perguruan Tinggi Kedokteran Jakarta, meski tidak tamat. Ia kemudian masuk sekolah penerbangan (Militaire Luchtvaaart Opeiding Schoon di Kalijati, Jawa Barat. Bakat dan ketrampilannya berkembang sangat pesat setelah ia memasuki dunia kedirgantaraan. Ia berhasil memperoleh Brevet Penerbangan Tingkat Atas. Selepas dari pendidikan penerbangnya, Adisucipto bertugas di Skuadron Pengintai Udara


Setelah Indonesia merdeka, Adisucipto memasuki dunia militer Mengingat pengalaman dan kemampuannya, Adisucipto ditunjuk menjadi Kepala Staf Angkatan Udara Republik Indonesia. Adisucipto bergerak cepat membangun kekuatan Angkatan Udara Indonesia yang masih sangat minim sarana serta prasarananya tersebut la memandang perlu serta mendesak bagi Indonesia untuk mempunyai para penerbang la pun mendirikan Sekolah Penerbang di Maguwo Yogyakarta


Adisucipto melakukan penerbangan bersejarahnya pada tanggal 27 Oktober 1945 dengan mengemudikan pesawat terbang jenis Cureng dengan tanda merah putih di kedua sayapnya. Pesawat terbang tersebut sesungguhnya pesawat terbang rongsokan yang berhasil diperbaiki Keberhasilan Adisucipto menerbangkan pesawat Cureng tersebut. membuatnya digelari Bapak Penerbang Indonesia


Ketika Belanda melancarkan agresi 1, Adisucipto beserta Abdulrahman Saleh Adi Sumarmo dan F.A. Gani mendapat tugas ke Singapura untuk membawa bantuan dari Palang Merah Malaya dan India Dengan pesawat terbang jenis Dakota (DC-3) bernomor registrasi VT-CLA, mereka berhasil membawa obat-obatan bantuan tersebut. Beberapa saat sebelum pesawat tersebut mendarat di lapangan terbang Maguwo, pesawat pemburu Belanda berhasil menembak pesawat Dakota VT-CLA tersebut hingga jatuh dan terbakar di daerah Ngoto, selatan Yogyakarta. Mas Agustinus Adisucipto gugur dalam peristiwa yang terjadi pada tanggal 29 Juli 1947 tersebut.


Komodor Muda Udara Mas Agustinus Adisucipto dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Pekuncen, Yogyakarta. Pemerintah Indonesia selain mengangkatnya selaku Pahlawan Nasional pada tahun 1974 jugar mengabadikan namanya untuk mengganti nama lapangan terbang Maguwo Yogyakarta.

LihatTutupKomentar