Ketika Ali Berniaga Dengan Malaikat
Ketika ia pulang dari menghadap Rasulullah menuju rumahnya, lalu ia menemui
Fathimah istri tercintanya sedang duduk. Sementara di depannya terdapat
Salman sedang duduk dan membuka bingkisan yang terbungkus kain wol lalu
memberikannya kepada Fathimah. Lalu Ali ra berkata kepada Fathimah :”Wahai
wanita termulia, apakah kita memiliki sesuatu yang dapat kita makan ?”.
Fathimah menjawab : “Aku tidak memiliki sesuatu apapun kecuali, hanya uang
enam dirham. Salman telah memberikannya kepadaku. Aku membungkusnya dengan
kain wol. Aku bermaksud membeli makanan untuk Hasan dan Husain dengannya.”
Ali berkata : “Wahai wanita termulia, berikan kepadaku.” Lalu Fathimah
memberikannya kepada Ali.
Kemudian Ali keluar rumah, pergi hendak membeli makanan dengan dirham itu.
Tiba-tiba langkahnya terhadang oleh seorang lelaki yang berdiri di
hadapannya seraya berkata : “ Siapa yang ingin menghutangi Allah Yang Maha
Menguasai Dan Yang Memberikan Kecukupan.?” Maka Ali mendekati orang
tersebut dan memberikan enam dirham itu kepadanya.
Setelah itu ia kembali pulang ke rumah Fathimah dengan tangan kosong.
Ketika Fathimah melihat suaminya kembali dengan tangan kosong ia menjadi
menangis. Ali bertanya kepadanya : “Wahai wanita termulia, mengapa engkau
menangis.?” Fathimah menjawab : “Wahai putra paman Rasulullah SAW, mengapa
engkau kembali dengan tangan kosong. Tak membawa sedikitpun makanan ?”. Dia
menjawab : “Aku menghutangkan enam dirham tersebut kepada Allah SWT.”
Fathimah berkata : “Engkau mendapat petunjuk dan telah melakukan hal yang
benar.”
Ketika Ali pergi menuju Rasulullah SAW ia bertemu seorang Badui yang sedang
menggiring onta mendekatinya, lalu berkata : “Wahai Abul Hasan, belilah
onta ini dariku.” Ali menjawab : “Aku tidak memiliki apapun untuk
membelinya.” Badui itu berkata : “Aku menjualnya kepadamu dengan pembayaran
tempo.” Ali berkata : “Dengan harga berapa ?”. Badui itu menjawab : “Dengan
harga seratus dirham.” Ali mejawab : “Ya baiklah aku beli.”
Tidak lama setelah Badui itu menghilang dari pandangan matanya, tiba-tiba
seorang Badui lain datang mendekatinya dan berkata : “Hai Abu Hasan, apakah
engkau menjual onta ini ?”. Ali menjawab singkata : “Ya”. Badui itu
bertanya : “Dengan harga berapa ?”. Ali menjawab : “Dengan harga tiga ratus
dirham”. Badui tersebut bekata : “Baiklah aku membelinya”. Lalu badui itu
membayar dengan dengan harga tiga ratus dirham secara tunai. Kemudian ia
terima tali kekang onta yang diberikan Ali kepadanya.
Setelah transaksi jual beli itu, lalu Ali pulang ke rumah Fathimah. Ketika
Fathimah melihatnya ia tersenyum, seraya bertanya : “Ali menjawab : “Wahai
Putri Rasulullah, aku membeli seekor unta seharga seratus dirham dengan
pembayaran tempo. Dan aku menjualnya dengan tiga ratus dirham dengan harga
kontan.” Fathimah berkata : “Sungguh engkau telah benar-benar mendapatkan
petunjuk dan pertolongan.”
Kemudian Ali pergi dari sisi Fathimah menuju Rasulullah. Ketiak dia
memasuki pintu masjid, Rasulullah melihatnya dan tersenyum. Ketika Ali
mendekati Rasulullah dan mengucapkan salam kepadanya. Beliau menjawabnya
dan bersabda : “Wahai Abul Hasan, apakah kamu akan memberi tahu padaku,
ataukah aku yang memberi tahu padamu ?”. Ali menjawab : “Bukan aku yang
akan memberi tahu padamu”. Ali menjawab : “Bukan aku yang akan memberi
tahu, tetapi engkaulah yang akan memberi tahu kepadaku Ya Rasulullah.”
Lalu Nabi SAW bersabda : “Apakah kamu tahu si Badui yang menjual onta
padamu dan si Badui yang membeli onta darimu itu ?”. Ali menjawab : “Allah
dan Rasul-Nya lebih mengetahui”. Nabi SAW bersabda : “Sungguh kamu
beruntung, beruntung, dan beruntung hai Ali. Kamu telah menghutangi Allah
enam dirham, lalu Allah melipatgandakan kepadamu setiap satu dirham
sebanyak lima puluh dirham, sehingga menjadi tiga ratus dirham. Ketahuilah,
bahwa Badui yang pertama (yang menjual ontanya kepadamu dengan harga tempo)
itu adalah Malaikat Jibril. Sedangkan Badui yang kedua (yang membeli onta
padamu dengan harga kontan) itu adalah malaikat Israfil.