Adam Malik || Si Kancil Sang Diplomator


Adam Malik dilahirkan di Kampung Keling, Pematang Siantar 22 Juli 1917. Sejak berusia remaja, ia telah aktif berkiprah dalam pentas politik nasional. la pernah mendirikan cabang Partai Indonesia di Medan dan kemudian ditunjuk sebagai ketuanya. Ia juga menggeluti dunia jurnalistik Bersama Pandu Kartawiguna, Albert Manumpak Sipahutar, dan Mr. Sumanang, Adam Malik mendirikan kantor berita Antara pada tahun 1937. Ketika Jepang menyatakan takluk kepada Sekutu, Adam Malik bersama para pemuda militan lainnya menghendaki Indonesia segera menyatakan diri untuk merdeka. Bersama dengan Chairul Saleh dan Sukarni, Adam Malik membawa Sukarno dan Mohammad Hatta ke Rengas Dengklok, Jawa Barat, dan mendesak dua pemimpin bangsa itu untuk segera mengumumkan kemerdekaan Indonesia.


Karir politik dan diplomasi Adam Malik terus melejit setelah Indonesia merdeka. la pernah ditunjuk sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Uni Sovyet dan Polandia pada tahun 1959. Berkat kepiawaian dan kelincahannya dalam berdiplomasi secara rahasia dengan delegasi Belanda di Virginia, Amerika Serikat, Perjanjian New York akhirnya ditandatangani 15 Agustus 1962 hingga menyebabkan Irian Barat kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.


Adam Malik juga pernah ditunjuk untuk memulihkan keanggotaan Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1967. Selain itu, ia juga tercatat sebagai salah seorang pemrakarsa berdirinya ASEAN (Association South East Asia Nations) pada tanggal 9 Agustus 1967 Reputasinya selaku diplomat ulung membuatnya terpilih sebagai Ketua Majelis Umum PBB ke-26 pada tahun 1974. 

Kelincahan dan kecerdikannya membuatnya dijuluki Si Kancil. Adam Malik pernah menduduki jabatan selaku Menteri Luar Negeri selama 5 periode berturut-turut, sejak Kabinet Dwikora II hingga Kabinet Pembangunan II. Selepas dari jabatannya selaku Menteri Luar Negeri, Adam Malik ditunjuk menjadi Wakil Presiden Indonesia mendampingi Presiden Suharto.


Pada tanggal 5 September 1984 Adam Malik wafat di Bandung. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pemerintah Indonesia menganugerahi gelar kehormatan Pahlawan Nasional kepadanya pada tahun 1990.



LihatTutupKomentar