Sahabat Santri Briliant, wahyu yang terakhir diturunkan adalah surat Al Maidah ayat
tiga. Ayat itu dibawa oleh Jibril kepada Rasulullah saat beliau
melaksanakan ibadah haji atau yang lebih dikenal dengan istilah haji wada’.
Haji wada’ berarti haji perpisahan, disebut begitu karena Rasulullah
mengatakan dalam kutbahnya, entah beliau masih bisa berhaji lagi atau tidak
tahun depan.
Para sahabat dan umat Islam yang turut serta berhaji pada saat itu,
bergetar hatinya mendengar apa yang diucapkan Rasulullah. Tak sedikit pula
dari mereka yang meneteskan airmata. Apakah ini pertanda bahwa junjungan
semesta itu akan meninggalkan mereka semua ?
Berikut adalah terjemah dari surat Al Maidah ayat tiga :
“
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan)
yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul,
yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang
sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih
untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah,
(mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah
kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridai Islam itu jadi
agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja
berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Sahabat Saliha, jika kita mau mentadaburi, di dalam wahyu terakhir ini ada
beberapa point penting yang dapat kita ambil pelajarannya.
Hewan yang haram dimakan
Dalam ayat ini Allah menyebutkan klasifikasi dari makanan yang haram masuk
ke dalam perut manusia. Beberapa di antaranya adalah bangkai, darah (karena
kebiasaan orang Arab dulu yang suka memakan darah yang dididihkan), daging
hewan yang disembelih tanpa menyebut asma Allah, hewan yang tercekik,
terpukul, jatuh, ditanduk dan diterkam binatang buas kecuali kita sempat
menyembelihnya. Selain itu, sembelihan yang dipersembahkan untuk berhala
sebagai sajen juga haram dimakan.
Larangan Mengundi Nasib
Sahabat Saliha, dalam ayat ini Allah juga menegaskan tentang haramnya
mengundi nasib dengan anak panah. Ini adalah kebiasaan orang-orang Arab
pada jaman dulu, yang disebut Allah sebagai salah satu kefasikan. Dalam era
milenial ini, mungkin pengundian nasib yang serupa masih ada, hanya saja
caranya berbeda. Sebut saja perjudian online yang semakin merajalela, atau
permainan kartu untuk meramalkan nasib. Keduanya sama saja dengan mengundi
nasib, menggantungkan nasib kepada selain Allah.
Penyempurnaan Islam
Dalam wahyu terakhir ini, Allah telah menyempurnakan Islam sebagai agama
Ilahiah yang Dia ridai. Allah juga menyatakan bahwa kita semua tidak perlu
takut terhadap apa pun selain kepada-Nya. Islam telah dikokohkan dengan
kekuatan, hingga tidak ada yang bisa mengalahkannya termasuk orang-orang
kafir sekalipun. Islamlah dien yang Dia ridai sampai akhir jaman nanti,
yang akan membawa kita semua dalam kebaikan di dunia sampai akhirat.
Ampunan Bagi Yang Terpaksa Memakan Makanan Haram
Surat Al Maidah ayat tiga ini juga menjelaskan tentang pengampunan Allah
bagi orang-orang yang terpaksa dan kelaparan lantas memakan apa yang
diharamkan tadi. Perlu digarisbawahi, kelonggaran ini berlaku apabila kita
terjepit dalam keadaan yang benar-benar darurat dan tidak ada pilihan lain,
sehingga jika tidak memakan yang haram itu nyawa kita terancam. Keadaan
sedemikian rupa menjadikan yang haram jadi halal, tentunya hanya untuk
menyambung hidup saja dan bukan untuk diterus-teruskan.
Itu dia, Sahabat Santri Briliant. Beberapa hal yang dapat kita pelajari dari surat
Al Maidah ayat tiga, wahyu terakhir yang disampaikan Jibril kepada
Rasulullah. Tak berselang lama setelah itu, Rasulullah jatuh sakit dan
meninggalkan kita untuk selama-lamanya, yang juga menandakan akhir dari
wahyu langit.
Semoga kita dapat mengambil pelajaran.